DARI KONFESSIONAL MENUJU NON-KONFESSIONAL
Sebuah catatan singkat selama satu semester dalam kelas Studi Agama dan Kebangsaan yang diampuh oleh Pdt. Prof. Dr. (H. C.) John A. Titaley, Th.D.
Mata kuliah Studi Agama dan Kebangsaan menggugah kesadaran bahwa pentingnya menghindari sesuatu yang bersifat konfessional sehingga membentuk pola kehidupan dan berpikir pada titik yang sama dengan pendekatan non-konfessional. Artinya tidak semua hal harus dilihat secara datar dan tetap, namun pada bagian-bagian tertentu perlunya sebuah perspektif non-konfessional untuk menguak kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Penulis tidak memakai kata menjadi melainkan menuju karena masih banyak kalangan yang bertentangan dengan hal yang akan dituliskan ini.
Menelaah Alkitab dalam Titik Konfessional dan Non-Konfessional
Konfessional menjadi sebuah ketetapan berpikir manusia yang dipengaruhi oleh keputusan mengenai Alkitab yang sepenuhnya Firman Allah, padahal sejatinya Alkitab adalah yang berisi Firman Allah. Perbedaan-perbedaan yang dapat dibuktikan sebagaimana mestinya mengenai Alkitab bukan sepenuhnya Firman Allah namun yang berisi Firman Allah adalah sebagai berikut:
Manusia pertama di bumi berdasarkan Mitos dan Iman
- Dari Kristen dan Islam menyebutkan, Adam dan Eve adalah manusia pertama.
- Dari Nordic meyebutkan, Askr dan Embla adalah manusia pertama.
- Dari Chinesse/Cina menyebutkan, Fu Xi dan Nuwa adalah mamusia pertama.
- Dari Maori menyebutkan, Tiki dan Marikoriko adalah manusia pertama.
- Dari Hindu menyebutkan, Manu dan Satarupa adalah manusia pertama.
- Dari Zoroastrianis menyebutkan, Mashya dan Mashyana adalah manusia pertama.
- Dari Aborigin menyebutkan, Wurugag dan Waramurungundi adalah manusia pertama.
- Dari Judaic/Yahudi menyebutkan, Adam dan Lilith adalah manusia pertama.
- Dari Greek menyebutkan, Epimetheus dan Pandora adalah manusia pertama.
- Dari Tagalog menyebutkan, Malakas dan Maganda adalah manusia pertama.
Dengan bertolak pada 10 versi manusia pertama di bumi berdasarkan mitos dan iman, perempuan pertama yang diciptakan menurut mitos Yahudi kuno adalah Lilith. Adam diciptakan dari tanah liat dan Lilith diciptakan dari debu. Lilith menganggap dirinya setara dengan Adam, ketika dia disuruh tunduk pada Adam sebagai istrinya dia menolak dan meninggalkan taman Eden kemudian TUHAN mengirim malaikat kepada Lilith untuk mencoba meyakinkan dia agar kembali, namun dia menolak dan dianggap sebagai iblis. Selanjutnya untuk mencegah Adam tidak mengalami kesepian, TUHAN menciptakan Hawa dari tulang rusuknya. Oleh karena itu jauh sebelum ada Hawa, berdasarkan mitos Yahudi kuno Lilith adalah perempuan pertama (Titaley 2023).
Selanjutnya peristiwa Pembunuhan Goliat, ada cerita berbeda dari sumber berbeda. 1 Samuel 17:50, 2 Samuel 21:19 & 1 Tawarikh 20:5. Ini menjadi contoh yang sangat terbuka mengenai Alkitab yang sepenuhnya bukan Firman Allah melainkan yang berisi tentang Firman Allah. Karena itu, jangan menjadikan Alkitab sebagai legitimasi kuat Agama sebagai institusi yang membunuh orang lain dalam konteks apapun.
Manusia tidak boleh melegitimasi Alkitab sebagai sebuah dimensi konfessional untuk menunjukkan bahwa orang lain tidak pantas dalam hal apapun, sebaliknya menjadikannya sebagai sebuah non-konfessional untuk membuka kesempatan bagi semua orang berkarya dalam konteksnya masing-masing.
Agama dalam Titik Konfessional dan Non-Konfessional
Sejak abad ke-4, kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah menguasai sebagian wilayah Nusantara yang cukup luas. Kemudian sejak abad ke-9, mulai muncul kesultanan-kesultanan Islam di wilayah Nusantara. Selanjutnya abad ke-16, datanglah Portugis dengan misi Kristen Katolik di Indonesia bagian Timur. Kemudian melalui badan dagang Belanda, VOC sejak awal abad ke-17 sampai akhir abad ke-18 hadirlah Kristen Protestan, yang selanjutnya diteruskan oleh Indische Kerk (Gereja Hindia Belanda pada abad ke-19. Dalam perkembangannya yg jika dilihat secara konfessional, maka manusia Indonesia akan berpegang teguh terhadap agama-agama yang datang dari Barat sebagai hal miliknya dan bahkan masih dipertahankan sampai saat ini (Ngelow, 2017 & 2023).
Kekristenan yang sejak abad 17-19 datang di Indonesia khususnya Maluku, memiliki pengaruh besar. Secara terbuka dikatakan, manusia Maluku dan Maluku Utara menerima agama (Kristen Protestan) yang kemudian mengikis dan menghancurkan agama setempat. Termasuk Adat atau Budaya masyarakat yang ada sebelum datangnya agama-agama dunia di Indonesia.
Swiddler & Mojzes (2000) mengatakan, Cara yang paling positif untuk memperlakukan institusi sosial yang disebut agama adalah dengan menggunakan definisi agama yang fungsional bahwa agama sekurang-kurangnya memiliki 4 C, yaitu creed, code, cult dan community. Pertama, Creed adalah pengakuan yang diyakini bahwa ada sesuatu yang disebut Yang Mutlak itu yang berpengaruh atas kehidupan manusia. Karena misteriusnya Yang Mutlak itu sehingga dapat dibedakan antara yang disebut theos, dan yang non-theos. Theos dari Bahasa Yunani menunjuk pada suatu ilah, dewa, yang disebut TUHAN, atau Allah atau siapa saja. Sedangkan yang non-theos, bisa berarti bukan ilah, tetapi berupa gagasan, kekuatan, atau siapa saja. Kedua, Code adalah seperangkat tindakan yang bersumber pada keyakinan dalam creed tadi, seperti yang harus membuat kebijakan dan lainnya. Ketiga, Cult merupakan ritus dan upacara yang dalam hubungan dengan creed tadi sebagai cara untuk menyelaraskan diri dengan isi creed tadi, baik berupa memahami kehendakNya atau memperbaiki hubungan yang rusak denganNya supaya mendapat ganjaran dan sebagainya. Keempat, Community bertolak pada umat yang bersama-sama memiliki creed, code dan cult yang sama (Titaley, 2013).
Titaley (2013) secara sederhana menyampaikan 4 C sebagai dasar pengakuan agama, yaitu:
- Creed (Kepercayaan yang mutlak)
- Code (Tindakan berdasarkan kepercayaan)
- Cult (Ibadah berhubungan dengan kepercayaan)
- Community (Komunitas kepercayaan itu)
Dengan bertolak dari 4 C di atas, maka Agama Leluhur atau Agama Suku dengan pranata adat dan budaya telah ada jauh sebelum 6 agama dunia yang diterima dan dianut hingga sekarang. Manusia memandang budaya kotor karena pengaruh kolonialisme, kepentingan perekonomian dapat dimanipulasi oleh penjajah untuk menguras habis sumber daya alam Maluku serta Maluku Utara dan memberikan agama dunia pada mereka, yang pada akhirnya menghancurkan agama asli Maluku. Oleh karena itu, keutamaannya adalah menghargai Agama Leluhur atau Agama Suku dengan segala pranata adat dan kebudayaan Maluku dan Maluku Utara sebagai sebuah kultur kehidupan yang mengajarkan kesatuan dalam keberagaman.
Danke Kk...Sebuah pengetahuan baru beta dapatkan setlh membaca ini... semngat menulis...Kerenπ₯π₯π₯
BalasHapusDangke kembali Kaka, semuanya sama-sama belajar, Kaka. Semoga bermanfaat, Tuhan memberkati. πππ
Hapus